PEMANFAATAN TWITTER SEBAGAI MEDIA INFORMATION
SHARING DI PERPUSTAKAAN
(Studi Kasus Tentang Pemanfaatan Media Sosial Twitter Sebagai Media
Information Sharing di Perpustakaan Wilayah Kota Surabaya)
Abstrak: Pemanfaatan Twitter Sebagai Media Information Sharing di Perpustakaan (Studi
Kasus Tentang Pemanfaatn Media Sosial Twitter Sebagai Media Berbagi Informasi di
Perpustakaan Wilayah Kota Surabaya). Penelitian ini bertujuan menelaah secara mendalam
pemanfaatan twitter di perpustakaan wilayah kota Surabaya dan information sharing yang
terjadi antara perpustakaan dengan pengguna pada akun twitter perpustakaan. Penelitian ini
menggunakan multi sumber dan instrumen yaitu dengan metode wawancara, observasi dan
analisa dokumen serta penggunaan informan yang mampu memberikan informasi mendalam. Hasil penelitian ini adalah gambaran yang mendalam mengenai pemanfaatan twitter oleh
perpustakaan dimana pemanfaatan tersebut mencakup uncur perencanaan, kegiatan, startegi,
pelaksanaaan dan evaluasi. Dalam hal information sharing, twitter memberikan kemudahan
akses terhadap akun, koneksi yang selalu terhubung dan perluasan jangkauan dengan retweet
sehingga twitter memiliki potensi yang besar sebagai media sharing antara perpustakaan
dengan penggunanya selain itu, dalam information sharing yang diteliti menunjukkan
adanya perbedaan jenis informasi yang diberikan oleh perpustakaan dengan yang diberikan
oleh pengguna dimana perpustakaan lebih beracuan pada informasi internal perpustakaan.
Kata kunci: Pemanfaatan, information sharing, twitter, perpustakaan.
Pendahuluan
Perkembangan peradaban kehidupan manusia telah mengantarkan kita ke dalam
suatu era yang serba canggih. Perkembangan kecanggihan teknologi yang paling terlihat
adalah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berjalan sangat cepat.
Keleluasaan internet dalam suatu teknologi membuat semakin banyak aplikasi-aplikasi
berbasis internet yang turut meramaikan produk tersebut. Salah satu aplikasi berbasis
internet yang paling diminati saat ini adalah aplikasi media sosial salah satunya adalah
twitter. Twitter, salah satu media sosial hasil buah pemikiran Dorsey ini sangat diminati saat
ini termasuk negara Indonesia. Informasi terbaru mengenai penggunaan media sosial
bersimbol burung berwarna biru ini mencapai angka 20 juta (yahoo.com 5 Juni 2014) di
Indonesia. Dalam acara Overseas Private Invesment Corporation (OPIC) pada awal Mei 2011
lalu, Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa Indonesia memiliki kolam besar
penduduk muda. Sekitar 50 persen dari 240 juta penduduk Indonesia dibawah usia 29 tahun.
Ini membuktikan bahwa net generation di Indonesia aktif menggunakan media baru,
termasuk twitter (Samana, 2012). Besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap media
sosial twitter dapat menjadi salah satu alasan mengapa banyak pula kalangan yang
menggunakan media sosial tersebut untuk berbagai kepentingan. Bagi sebagian masyarakat
twitter merupakan tempat untuk berkomunikasi dan berbagi informasi namun bagi beberapa
pihak twitter dapat menjadi ajang promosi, pemberitaan, dan bisnis. Media sosial ini
tampaknya juga telah disadari oleh beberapa perpustakaan di Indonesia termasuk di wilayah
kota Surabaya. Akun twitter pada perpustakaan digunakan untuk menyebarkan informasi dan
media sharing antara perpustakaan dan pengguna. Penyebaran informasi adalah hal yang
sangat sesuai untuk suatu perpustakaan mengingat perpustakaan adalah sumber informasi.
Tidak hanya informasi mengenai pengetahuan yang dapat di sebarkan oleh perpustakaan
melalui twitter namun sejatinya informasi apapun dapat kita peroleh melalui
perpustakaan.Perpustakaan juga harus mampu menjalin hubungan baik dengan penggunanya,
menelaah dan mengikuti arah perkembangan penggunanya karena seiring perkembangan
jaman, maka semakin berkembang pula generasi yang ada. Informasi di dunia juga semakin
mengalir cepat, masyarakat disibukkan dengan pekerjaan sehingga membutuhkan informasi
yang cepat dan kredible. Salah satu cara yang mereka gunakan adalah melalui sharing
informasi dengan orang lain. Hal ini tampaknya juga diperhatikan oleh perpustakaan yang
memiliki akun twitter. Mereka menyebarkan informasi melalui twitter kepada penggunanya
agar pengguna tidak lagi harus bersusah payah mendapatkan informasi yang berhubungan
dengan perpustakaan. Selain menyebarkan informasi, perpustakaan melalui twitter juga
terlihat lebih leluasa dalam berkomunikasi dengan pengguna. Hal ini terlihat dari beberapa
percakapan akrab antara perpustakaan dengan penggunanya.
Pemanfaatan twitter oleh perpustakaan sejatinya tidak hanya merupakan suatu
tindakan yang menunjukkan eksistensi perpustakaan ataupun pendekatan dengan
penggunanya. Perpustakaan adalah sumber informasi, dalam artian informasi-informasi
tersebut tidak hanya berasal dari buku atau jurnal saja, informasi juga dapat berasal dari
pengguna itu sendiri. Apalagi di era yang serba canggih ini informasi mengenai
perkembangan pengguna menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan agar perpustakaan
dapat terus berbenah dan mengembangkan diri. Perpustakaan juga menjadi tempat pertukaran
informasi. Jika di perpustakaan fisik disediakan tempat untuk berdiskusi bagi pengguna,
maka tidak menutup kemungkinan pula hal tersebut terjadi pada suatu media sosial seperti
twitter. Peminat twitter yang besar seharusnya menjadi suatu kajian khusus perpustakaan
sehingga dapat dimanfaatkan oleh perpustakaan ataupun pengembang ilmu informasi untuk
melakukan suatu terobosan baru dimana akan menghasilkan suatu peluang yang bermanfaat
bagi kemajuan perpustakaan salah satunya adalah melalui sharing yang terakomodir oleh
twitter itu sendiri.
Pertanyaan Penelitian
Bagaimana pemanfaatan twitter di perpustakaan wilayah kota Surabaya yang mencakup
perencanaan, kegiatan, strategi, pelaksanaan dan evaluasi serta bagaimana information
sharing yang terjadi antara perpustakaan dengan pengguna pada akun twitter perpustakaan
yang berkaitan dengan model atau cara dan jenis informasi.
Pedoman Pemanfaatan Media Sosial (Peraturan Menteri No 83 thn 2012)
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses, alat, benda ataupun sumber lain
untuk kepentingan tertentu. Apabila dikhususkan mengenai pemanfaatan media itu sendiri
ialah penggunaan yang sistematis dari sumber. Proses pemanfaatan media merupakan proses
pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran (Yusufhadi, 1994:
50). Maraknya media sosial yang berkembang di Indonesia membuat para pembuat kebijakan
mulai menaruh perhatian untuk hal tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI no 83 tahun 2012 tentang Pedoman
Pemanfaatan Media Sosial Instansi Pemerintah dikatakan bahwa pemanfaatan media sosial
telah membentuk dan mendukung cara baru dalam berkomunikasi, berinteraksi dan
berkolaborasi. Media sosial menawarkan cara yang lebih cepat dan tepat untuk berpartisipasi
dalam pertukaran informasi melalui daring (dalam jaringan/ online). Media sosial sendiri
berarti media berbasis internet yang bersifat dua arah (web 2.0) dan terbuka bagi siapa saja,
yang memungkinkan para penggunanya dengan mudah berinteraksi, berpartisipasi,
berdiskusi, berkolaborasi, berbagi, serta menciptakan dan berbagi isi. Pemanfaatan media
sosial dikelola menjadi beberapa tahapan yaitu :
a. Perencanaan Media Sosial
Perencanaan media sosial dapat dilakukan dengan metode people-objectives- strategi-technique (POST) yang merupakan empat tahapan yang sangat penting
dalam mengembangkan strategi media sosial.
b. Kegiatan Media Sosial
Kegiatan media sosial merupakan bagian terpadu dari kegiatan komunikasi
instansi secara menyeluruh. Oleh karena itu, kegiatan tersebut harus diselaraskan
dengan kebijakan umum yang telah ditetapkan. Untuk mengelola hubungan
masyarakat dengan memanfaatkan media sosial digunakan akun resmi masing- masing instansi dengan penanggung jawab (administrator) pimpinan dari
instansi yang bersangkutan untuk dan atas nama pemimpin instansi. c. Strategi Media Sosial
Strategi media sosial dapat dilakukan dengan merancang pesan yang tepat untuk
khalayak sasaran dan menyebarluaskannya pada media sosial yang tepat.
d. Langkah Pelaksanaan Media Sosial
Langkah pelaksanaan media sosial adalah sebagai berikut :
1. Menentukan khalayak sasaran yang tepat sesuai dengan segmentasi
teknografis
2. Memantau percakapan
3. Menjawab komentar, masukan atau pertanyaan khalayak
4. Menganalisis dan menyarikan seluruh masukan khalayak (wisdom of the
crowd) sebagai umpan balik bagi pembuatan/perbaikan kebijakan
5. Memberikan rekomendasi tindak lanjut kegiatan, program, atau kebijakan
sesuai dengan masukan dan aspirasi khalayak
6. Menyebarluaskan kebijakan dan tindak lanjut pelaksanaan program
e. Pemantauan dan Evaluasi Media Sosial
Pemantauan media sosial dikenal juga dengan istilah penyimakan sosial (sicial
listening). Kegiatan ini merupakan proses identifikasi dan penilaian mengenai
persepsi khalayak terhadap instansi dengan menyimak semua percakapan
khalayak di berbagai media sosial.
Information Sharing
Berbagi informasi atau information sharing merupakan salah satu perilaku manusia
dalam menyebarkan dan mendapatkan informasi. Berbagi informasi digambarkan sebagai
pertukaran data antar organisasi, orang dan teknologi (Cory Janssen, technopedia). Untuk
membantu pemahaman mengenai information sharing ini peneliti menggunakan konsep
knowledge sharing. Asumsinya bahwa information sharing dan knowledge sharing
merupakan suatu konsep yang terdiri dari variabel yang hampir sama. Hal ini juga didukung
dari penelitian sebelumnya yang membagi konsep information sharing ataupun knowledge
sharing menjadi beberapa definisi yaitu, informasi, pengetahuan dan sharing atau berbagi.
Salah satu hal lagi yang perlu menjadi perhatian dalam hal ini adalah perbedaan
antara knowledge sharing dan knowledge transfer. Para peneliti menjelaskan perbedaan
antara kedua konsep ini. Peneliti yang melihat pengetahuan sebagai objek cenderung
menggunakan istilah "knowledge transfer". Artinya pengetahuan tersebut hanya diberikan
kepada pihak lain tanpa ada tindakan lain yang akan merubah pengetahuan tersebut atau
kegunaan dari pengetahuan itu sendiri. Knowledge transfer hanya sebatas berbagi
pengetahuan mengenai sesuatu hal yang kita ketahui saja kepada orang lain tanpa ada proses
diskusi. Sedangkan orang lain yang melihat pengetahuan sebagai suatu proses menggunakan
istilah "knowledge sharing" (Allee, 1997). Artinya pengetahuan tersebut tidak hanya
diberikan kepada pihak lain melainkan terdapat proses lain yang mengiringinya dan dari
proses tersebut nantinya pengetahuan kemungkinan dapat ditolak, dimodifikasi ataupun
diterapkan.
Jenis informasi sangat beragam dan pengklasifikasian informasi berdasarkan sifat dan
karakteristik yang dimilikinya dapat dilakukan dalam memudahkan dalam proses penemuan
kembali informasi tersebut. Jenis-jenis informasi dapat dipandang dari 3 segi yaitu
manajerial, sumber dan rutinitasnya (Yakub, 2012). Dari segi manajerial, informasi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Informasi strategis
Merupakan informasi yang digunakan utuk kegiatan manajerial tingkat atas dan
umumnya memiliki daya jangkau untuk waktu 5 hingga 15 thun bahkan 75 tahun.
b. Informasi taktis
Merupakan informasi yang digunakan untuk manajerial tingkat menengah dengan
daya jangkau waktu satu tahun.
c. Informasi operasional
Merupakan informasi yang digunakan untuk kegiatan manajerial tingkat bawah
dan umunya memiliki jangkau waktu hitungn hari.
Informasi dilihat dari sumbernya dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Informasi internal
Merupakan informasi yang menggambarkan keadaan dalam suatu organisasi. b. Informasi eksternal
Merupakan informasi yang menggambarkan ada tidaknya perubahan di luar
organisasi. Informasi eksternal lebih banyak digunakan oleh kegiatan manajerial
tingkat atas.
Sedangkan berdasarkan rutinitasnya, informasi dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Informasi insidentil
Merupakan informasi yang diperlukan untuk penanggulangan masalah-masalah
khusus.
b. Informasi rutin
Merupakan informasi yang digunakan secara periodik, terjadwal, dan digunakan
untuk penanggulangan masalah-masalah rutin.
Sedangkan jenis informasi menurut Shera dalam (Laloo, 2002: 6) dibagi menjadi
enam, yaitu :
a. Conceptual Information : konsep informasi yang berkaitan dengan ide,
teori, konsep, hipotesis yang berhubungan dengan variabel suatu hal. b. Empirical Information: Berhubungan dengan data dan pengalaman
penelitian yang disebarkan dan dikomunikasikan kepada orang lain.
c. Procedural Information: Data mentah yang belum diolah dari hasil
investigasi.
d. Stimulatery Information: Informasi yang diperoleh dari lingkungan.
e. Policy Information: Informasi yang menjadi proses pengambilan keputusan.
f. Directive Information: informasi yang digunakan untuk
mengkoordinasikan kegiatan yang efektif untuk kegiatan kelompok.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
studi kasus. Fokus penelitian didasarkan kebaruan informasi yang ada di lingkungan sosial
khususnya di perpustakaan wilayah kota Surabaya yang memanfaatkan twitter sebagai salah
satu media. Pemanfaatan twitter tersebut digunakan untuk menyebarkan informasi untuk
pengguna ataupun masyarakat yang tergabung dalam akun twitter perpustakaan tersebut.
Selain menyebarkan terlihat pula adanya interaksi pertukaran informasi (Information sharing)
antara perpustakaan dan followersnya. Fokus penelitian juga mengarah pada jenis informasi
apa saja yang disharingkan oleh perpustakaan dengan pengguna dalam twitter. Lokasi penelitian yang dipilih peneliti adalah Surabaya dengan pertimbangan kota
tersebut mampu mewakili populasi pengguna twitter karena sebagai kota metropolis
terbesar kedua maka sebagian besar penduduknya juga selalu mengikuti perkembangan
jaman termasuk didalamnya beberapa perpustakaan yang telah memanfaatkan twitter.
Kriteria dasar yang digunakan peneliti dalam pemilihan kasus adalah (1) perpustakaan yang
memiliki akun resmi, (2) perpustakaan yang aktif dalam twitter minimal satu minggu
terakhir, (3) perpustakaan yang melakukan pernah melakukan information sharing dengan
penggunanya dalam twitter tersebut. Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat empat
perpustakaan di kota Surabaya yang memenuhi, yaitu: (1) perpustakaan STIKOM dengan
alamat akun @stikomlibrary. (2) perpustakan UNAIR dengan alamat akun @unairlibrary.
(3) perpustakaan BI Mayangkara dengan alamat akun @perpus_BISby. Dalam penelitian
ini istilah yang digunakan untuk narasumber penelitian adalah informant.
Analisis Data
1. Telaah terhadap pemanfaatan twitter oleh perpustakaan
a. Sebelum menentukan akan memanfaatkan twitter, inisiatif karyawan perpustakaan
sangat dominan, inisiatif mereka dipicu oleh beberapa hal yaitu pergeseran
pengguna yang mengarah pada digital native, kelebihan twitter yang informatif dan
kemudahan dalam aksesbilitas serta dorongan dari pihak lain. Pada tahap
perencanaan pemanfaatan twitter, perpustakaan menentukan sasaran berdasarkan
fungsi dari perpustakaan itu sendiri sebagai acuan mereka dalam melihat dominasi
pasar. Perpustakaan memanfaatkan twitter dengan tujuan pendekatan pengguna,
promosi dan menyebarkan informasi kepada khalayaknya.Sedangkan teknologi
yang digunakan sendiri sangat fleksibel, dapat menggunakan fasilitas kantor
ataupun fasilitas pribadi administrator.
b. Pembuatan akun twitter untuk perpustakaan sebagai lembaga formal menyesuaikan
dengan keadaan perpustakaan dalam kehidupan nyata, namun pelaksanaan yang
terjadwal belum berjalan dengan maksimal, menomorduakan twitter menjadi alasan
yang paling terlihat. Kebijakan-kebijakan yang dibuat sebagai acuan pemanfaatan
twitter, dibuat sendiri oleh penanggungjawab twitter. Kebijakan yang dibuat
mencakup isi, privasi, format penulisan dan bahasa.
c. Dalam unsur strategi yang dijelaskan oleh pedoman pemanfaatan media sosial
menyangkut isi pesan dan aplikasi yang digunakan, perpustakaan telah tepat dalam
menyebarkan informasi yang sesuai dengan konteks yaitu informasi yang berkaitan
dengan perpustakaan. Namun informasi yang monoton mengenai perpustakaan akan
mempengaruhi minat sasaran terhadap akun twitter perpustakaan, sehingga
informasi lain sangat diperlukan. Aplikasi lain yang digunakan oleh perpustakaan
dalam memanfaatkan twitter mampu mempermudah pemanfaatan twitter itu sendiri.
d. Perpustakaan dalam melaksanakan pemanfaatan twitter menentukan sasarannya
dengan menggunakan fitur yang ada dalam twitter, namun tweet atau informasi
yang diposting oleh perpustakaan dalam twitter juga menunjukkan sasaran yang
dipilih oleh perpustakaan. Selain itu perpustakaan juga melakukan promosi secara
langsung dalam hal pencapaian sasarannya. Pantauan administrator terhadap
interaksi atau respon pengguna yang muncul dalam twitter menggunakan fitur
notifikasi dan mereka selalu berupaya semaksimal mungkin untuk memberi respon
balik atau balasan kepada pengguna dengan sebelumnya menganalisis informasi
tersebut. Analisis informasi yang didapat dari pengguna berpengaruh terhadap
langkah keberlanjutan administrator dalam membalas respon pengguna sesuai
kewenangannya.
e. Tahap evaluasi jangkauan dan frekuensi pengguna terhadap akun twitter
perpustakaan dapat diketahui melalui jumlah followers dan jumlah retweet. Semakin
banyak jumlah followers dan retweet maka kemungkinan perluasan jangkauan
informasi akan terjadi. Sedangkan pengaruh informasi yang diberikan oleh
perpustakaan terhadap khalayak sasaran ditelaah dari banyaknya respon pengguna
terhadap informasi yang diposting dalam akun twitter maupun dari kehidupan nyata
di perpustakaan. Jenis informasi yang diposting mempengaruhi respon khalayak
sasaran, dan informasi yang tidak monoton serta memiliki nilai manfaat bagi
penggunanya terbukti dapat menarik respon yang lebih tinggi. Sedangkan loyalitas
khalayak terhadap akun twitter perpustakaan tinggi karena tidak ada pengurangan
jumlah followers yang siginifikan.
2. Telaah terhadap information sharing yang terjadi antara perpustakaan dan pengguna di
twitter. a. Information sharing yang terjadi di akun twitter perpustakaan memiliki aksesbilitas
tinggi yang memungkinkan pengguna lain untuk turut berpartisipasi dalam sharing
yang terjadi. Fitur relpy dalam twitter memungkinkan koneksi antar partisipan
sharing tidak terputus dan retweet memiliki potensi yang besar untuk memperluas
jangkaun informasi.
b. Terdapat perbedaan dalam hal informasi yang diberikan antara perpustakaan dengan
pengguna dalam sharing. Jenis informasi yang diberikan oleh perpustakaan dalam
suatu sharing dengan penggunanya merupakan informasi yang berasal dari
perpustakaan sebagai sebuah lembaga formal tidak ada informasi yang
mengindikasikan adanya kepentingan pribadi administrator. Informasi yang
diberikan dalam sharing tersebut tergolong dalam jenis informasi internal dimana
informasi internal merupakan keseluruhan informasi yang bersumber dari dalam
organisasi dan dalam hal ini adalah perpustakaan. Sedangkan jenis informasi yang
diberikan oleh pengguna kepada perpustakaan lebih mengarah pada informasi
empiris yang berasal dari pengalaman pengguna itu sendiri. information sharing di
twitter yang melibatkan banyak pengguna mampu menghasilkan jenis-jenis
informasi lain seperti informasi konseptual. Keseluruhan informasi dalam sharing
yang terjadi antara perpustakaan dan penggunanya merupakan suatu policy
information bagi perpustakaan.
Penutup
Pemanfaatan twitter yang dilakukan oleh perpustakaan di wilayah kota Surabaya
dapat dikatakan telah mampu memenuhi unsur-unsur yang telah dijelaskan dalam Pedoman
Pemanfaatan Media Sosial, namun ada beberapa hal yang pelaksanaannya kurang maksimal
dan hal tersebut didasari oleh sifat dari twitter yang dianggap sebagai suatu yang informal
dan tidak terlalu penting dibandingkan pekerjaan pokok perpustakaan yang lain. Padahal,
potensi yang tersimpan dalam twitter sangat besar dalam menjangkau information sharing
diantara pengguna. Selain itu fitur-fitur yang ada pada twitter juga terbukti mampu
memberikan banyak manfaat khususnya dalam perluasan jangkauan informasi yang diberikan
oleh perpustakaan. Dalam tahap perencanaan yang dilakukan oleh perpustakaan dalam
pemanfaatan twitter, pergeseran pengguna dan kelebihan twitter muncul sebagai hal yang
melatarbelakangi dicetusnya pemanfaatan twitter. Selain itu pemanfaatan twitter oleh
perpustakaan termasuk dalam kegiatan e-commerce yang lebih dulu ada sebelum twitter
ditemukan, hal ini membuktikan e-commerce semakin marak dengan adanya perkambangan
media sosial. Dalam hal menyebarkan informasi kepada pengguna melalui twitter, informasi
yang menarik dan memiliki suatu nilai kepentingan yang tinggi lebih mampu menarik minat
pengguna terhadap akun ataupun terhadap respon yang dierikan baik secara maya ataupun
dalam dunia nyata. information sharing yang terjadi antara perpustakaan dengan pengguna
dalam twitter belum dpaat berjalan dengan maksimal, hal ini perlu dilakuakn penelitian lebih
lanjut yang meneliti dari segi pengguna. Karena sejatinya perpustakaan telah melakukan hal
yang inovatif untuk mengundang adanya respon dan sharing dari pengguna, namun tetap saja
pengguna kurang memberikan respon terhadap inovasi perpustakaan tersebut. Terlepas dari
hal tersebut kemudahan aksesbilitas dan perluasan jangkauan informasi melalui fitur retweet
dalam twitter sangat berpotensi sebagai media sharing yang efektif dan efisien anatar
perpustakaan dengan pengguna.
Daftar Pustaka
Adityawarman, Agung. 2011. Sosial Networking : Fenomena Facebook dan Twitter. available online http://agungbleck.blog.binusian.org
Acquisti dan Gross. 2006. Imagined Communities: Awarness, information sharing and
privacy on the facebook. School of Computer Science, Carnegie Mellon University.
Chung Tai Cheng. 2009. New Media and Event: A Case Study on the Power of the Internet. Know Tech Pol, Vol.22
Choi. Is Your Librarian Ready For a Social Media Librarian. Faculty Liaison Librarian
University of Sidney Library.
Cresswell, J. W. 2002. Desain penelitian: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta:
KIK Press.