Selasa, 15 November 2016

Pemanfaatan Twitter Sebagai Media Informasi Sharing Di Perpustakaan

PEMANFAATAN TWITTER SEBAGAI MEDIA INFORMATION SHARING DI PERPUSTAKAAN 

(Studi Kasus Tentang Pemanfaatan Media Sosial Twitter Sebagai Media Information Sharing di Perpustakaan Wilayah Kota Surabaya)

Abstrak: Pemanfaatan Twitter Sebagai Media Information Sharing di Perpustakaan (Studi Kasus Tentang Pemanfaatn Media Sosial Twitter Sebagai Media Berbagi Informasi di Perpustakaan Wilayah Kota Surabaya). Penelitian ini bertujuan menelaah secara mendalam pemanfaatan twitter di perpustakaan wilayah kota Surabaya dan information sharing yang terjadi antara perpustakaan dengan pengguna pada akun twitter perpustakaan. Penelitian ini menggunakan multi sumber dan instrumen yaitu dengan metode wawancara, observasi dan analisa dokumen serta penggunaan informan yang mampu memberikan informasi mendalam. Hasil penelitian ini adalah gambaran yang mendalam mengenai pemanfaatan twitter oleh perpustakaan dimana pemanfaatan tersebut mencakup uncur perencanaan, kegiatan, startegi, pelaksanaaan dan evaluasi. Dalam hal information sharing, twitter memberikan kemudahan akses terhadap akun, koneksi yang selalu terhubung dan perluasan jangkauan dengan retweet sehingga twitter memiliki potensi yang besar sebagai media sharing antara perpustakaan dengan penggunanya selain itu, dalam information sharing yang diteliti menunjukkan adanya perbedaan jenis informasi yang diberikan oleh perpustakaan dengan yang diberikan oleh pengguna dimana perpustakaan lebih beracuan pada informasi internal perpustakaan. Kata kunci: Pemanfaatan, information sharing, twitter, perpustakaan.
Pendahuluan Perkembangan peradaban kehidupan manusia telah mengantarkan kita ke dalam suatu era yang serba canggih. Perkembangan kecanggihan teknologi yang paling terlihat adalah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berjalan sangat cepat. Keleluasaan internet dalam suatu teknologi membuat semakin banyak aplikasi-aplikasi berbasis internet yang turut meramaikan produk tersebut. Salah satu aplikasi berbasis internet yang paling diminati saat ini adalah aplikasi media sosial salah satunya adalah twitter. Twitter, salah satu media sosial hasil buah pemikiran Dorsey ini sangat diminati saat ini termasuk negara Indonesia. Informasi terbaru mengenai penggunaan media sosial bersimbol burung berwarna biru ini mencapai angka 20 juta (yahoo.com 5 Juni 2014) di Indonesia. Dalam acara Overseas Private Invesment Corporation (OPIC) pada awal Mei 2011 lalu, Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa Indonesia memiliki kolam besar penduduk muda. Sekitar 50 persen dari 240 juta penduduk Indonesia dibawah usia 29 tahun. Ini membuktikan bahwa net generation di Indonesia aktif menggunakan media baru, termasuk twitter (Samana, 2012). Besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap media sosial twitter dapat menjadi salah satu alasan mengapa banyak pula kalangan yang menggunakan media sosial tersebut untuk berbagai kepentingan. Bagi sebagian masyarakat twitter merupakan tempat untuk berkomunikasi dan berbagi informasi namun bagi beberapa pihak twitter dapat menjadi ajang promosi, pemberitaan, dan bisnis. Media sosial ini tampaknya juga telah disadari oleh beberapa perpustakaan di Indonesia termasuk di wilayah kota Surabaya. Akun twitter pada perpustakaan digunakan untuk menyebarkan informasi dan media sharing antara perpustakaan dan pengguna. Penyebaran informasi adalah hal yang sangat sesuai untuk suatu perpustakaan mengingat perpustakaan adalah sumber informasi. Tidak hanya informasi mengenai pengetahuan yang dapat di sebarkan oleh perpustakaan melalui twitter namun sejatinya informasi apapun dapat kita peroleh melalui perpustakaan.Perpustakaan juga harus mampu menjalin hubungan baik dengan penggunanya, menelaah dan mengikuti arah perkembangan penggunanya karena seiring perkembangan jaman, maka semakin berkembang pula generasi yang ada. Informasi di dunia juga semakin mengalir cepat, masyarakat disibukkan dengan pekerjaan sehingga membutuhkan informasi yang cepat dan kredible. Salah satu cara yang mereka gunakan adalah melalui sharing informasi dengan orang lain. Hal ini tampaknya juga diperhatikan oleh perpustakaan yang memiliki akun twitter. Mereka menyebarkan informasi melalui twitter kepada penggunanya agar pengguna tidak lagi harus bersusah payah mendapatkan informasi yang berhubungan dengan perpustakaan. Selain menyebarkan informasi, perpustakaan melalui twitter juga terlihat lebih leluasa dalam berkomunikasi dengan pengguna. Hal ini terlihat dari beberapa percakapan akrab antara perpustakaan dengan penggunanya. Pemanfaatan twitter oleh perpustakaan sejatinya tidak hanya merupakan suatu tindakan yang menunjukkan eksistensi perpustakaan ataupun pendekatan dengan penggunanya. Perpustakaan adalah sumber informasi, dalam artian informasi-informasi tersebut tidak hanya berasal dari buku atau jurnal saja, informasi juga dapat berasal dari pengguna itu sendiri. Apalagi di era yang serba canggih ini informasi mengenai perkembangan pengguna menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan agar perpustakaan dapat terus berbenah dan mengembangkan diri. Perpustakaan juga menjadi tempat pertukaran informasi. Jika di perpustakaan fisik disediakan tempat untuk berdiskusi bagi pengguna, maka tidak menutup kemungkinan pula hal tersebut terjadi pada suatu media sosial seperti twitter. Peminat twitter yang besar seharusnya menjadi suatu kajian khusus perpustakaan sehingga dapat dimanfaatkan oleh perpustakaan ataupun pengembang ilmu informasi untuk melakukan suatu terobosan baru dimana akan menghasilkan suatu peluang yang bermanfaat bagi kemajuan perpustakaan salah satunya adalah melalui sharing yang terakomodir oleh twitter itu sendiri.
Pertanyaan Penelitian Bagaimana pemanfaatan twitter di perpustakaan wilayah kota Surabaya yang mencakup perencanaan, kegiatan, strategi, pelaksanaan dan evaluasi serta bagaimana information sharing yang terjadi antara perpustakaan dengan pengguna pada akun twitter perpustakaan yang berkaitan dengan model atau cara dan jenis informasi.
Pedoman Pemanfaatan Media Sosial (Peraturan Menteri No 83 thn 2012) Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses, alat, benda ataupun sumber lain untuk kepentingan tertentu. Apabila dikhususkan mengenai pemanfaatan media itu sendiri ialah penggunaan yang sistematis dari sumber. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran (Yusufhadi, 1994: 50). Maraknya media sosial yang berkembang di Indonesia membuat para pembuat kebijakan mulai menaruh perhatian untuk hal tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI no 83 tahun 2012 tentang Pedoman Pemanfaatan Media Sosial Instansi Pemerintah dikatakan bahwa pemanfaatan media sosial telah membentuk dan mendukung cara baru dalam berkomunikasi, berinteraksi dan berkolaborasi. Media sosial menawarkan cara yang lebih cepat dan tepat untuk berpartisipasi dalam pertukaran informasi melalui daring (dalam jaringan/ online). Media sosial sendiri berarti media berbasis internet yang bersifat dua arah (web 2.0) dan terbuka bagi siapa saja, yang memungkinkan para penggunanya dengan mudah berinteraksi, berpartisipasi, berdiskusi, berkolaborasi, berbagi, serta menciptakan dan berbagi isi. Pemanfaatan media sosial dikelola menjadi beberapa tahapan yaitu : a. Perencanaan Media Sosial Perencanaan media sosial dapat dilakukan dengan metode people-objectives- strategi-technique (POST) yang merupakan empat tahapan yang sangat penting dalam mengembangkan strategi media sosial. b. Kegiatan Media Sosial Kegiatan media sosial merupakan bagian terpadu dari kegiatan komunikasi instansi secara menyeluruh. Oleh karena itu, kegiatan tersebut harus diselaraskan dengan kebijakan umum yang telah ditetapkan. Untuk mengelola hubungan masyarakat dengan memanfaatkan media sosial digunakan akun resmi masing- masing instansi dengan penanggung jawab (administrator) pimpinan dari instansi yang bersangkutan untuk dan atas nama pemimpin instansi. c. Strategi Media Sosial Strategi media sosial dapat dilakukan dengan merancang pesan yang tepat untuk khalayak sasaran dan menyebarluaskannya pada media sosial yang tepat. d. Langkah Pelaksanaan Media Sosial Langkah pelaksanaan media sosial adalah sebagai berikut : 1. Menentukan khalayak sasaran yang tepat sesuai dengan segmentasi teknografis 2. Memantau percakapan 3. Menjawab komentar, masukan atau pertanyaan khalayak 4. Menganalisis dan menyarikan seluruh masukan khalayak (wisdom of the crowd) sebagai umpan balik bagi pembuatan/perbaikan kebijakan 5. Memberikan rekomendasi tindak lanjut kegiatan, program, atau kebijakan sesuai dengan masukan dan aspirasi khalayak 6. Menyebarluaskan kebijakan dan tindak lanjut pelaksanaan program e. Pemantauan dan Evaluasi Media Sosial Pemantauan media sosial dikenal juga dengan istilah penyimakan sosial (sicial listening). Kegiatan ini merupakan proses identifikasi dan penilaian mengenai persepsi khalayak terhadap instansi dengan menyimak semua percakapan khalayak di berbagai media sosial.
Information Sharing Berbagi informasi atau information sharing merupakan salah satu perilaku manusia dalam menyebarkan dan mendapatkan informasi. Berbagi informasi digambarkan sebagai pertukaran data antar organisasi, orang dan teknologi (Cory Janssen, technopedia). Untuk membantu pemahaman mengenai information sharing ini peneliti menggunakan konsep knowledge sharing. Asumsinya bahwa information sharing dan knowledge sharing merupakan suatu konsep yang terdiri dari variabel yang hampir sama. Hal ini juga didukung dari penelitian sebelumnya yang membagi konsep information sharing ataupun knowledge sharing menjadi beberapa definisi yaitu, informasi, pengetahuan dan sharing atau berbagi. Salah satu hal lagi yang perlu menjadi perhatian dalam hal ini adalah perbedaan antara knowledge sharing dan knowledge transfer. Para peneliti menjelaskan perbedaan antara kedua konsep ini. Peneliti yang melihat pengetahuan sebagai objek cenderung menggunakan istilah "knowledge transfer". Artinya pengetahuan tersebut hanya diberikan kepada pihak lain tanpa ada tindakan lain yang akan merubah pengetahuan tersebut atau kegunaan dari pengetahuan itu sendiri. Knowledge transfer hanya sebatas berbagi pengetahuan mengenai sesuatu hal yang kita ketahui saja kepada orang lain tanpa ada proses diskusi. Sedangkan orang lain yang melihat pengetahuan sebagai suatu proses menggunakan istilah "knowledge sharing" (Allee, 1997). Artinya pengetahuan tersebut tidak hanya diberikan kepada pihak lain melainkan terdapat proses lain yang mengiringinya dan dari proses tersebut nantinya pengetahuan kemungkinan dapat ditolak, dimodifikasi ataupun diterapkan. Jenis informasi sangat beragam dan pengklasifikasian informasi berdasarkan sifat dan karakteristik yang dimilikinya dapat dilakukan dalam memudahkan dalam proses penemuan kembali informasi tersebut. Jenis-jenis informasi dapat dipandang dari 3 segi yaitu manajerial, sumber dan rutinitasnya (Yakub, 2012). Dari segi manajerial, informasi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: a. Informasi strategis Merupakan informasi yang digunakan utuk kegiatan manajerial tingkat atas dan umumnya memiliki daya jangkau untuk waktu 5 hingga 15 thun bahkan 75 tahun. b. Informasi taktis Merupakan informasi yang digunakan untuk manajerial tingkat menengah dengan daya jangkau waktu satu tahun. c. Informasi operasional Merupakan informasi yang digunakan untuk kegiatan manajerial tingkat bawah dan umunya memiliki jangkau waktu hitungn hari.
Informasi dilihat dari sumbernya dibagi menjadi dua jenis yaitu : a. Informasi internal Merupakan informasi yang menggambarkan keadaan dalam suatu organisasi. b. Informasi eksternal Merupakan informasi yang menggambarkan ada tidaknya perubahan di luar organisasi. Informasi eksternal lebih banyak digunakan oleh kegiatan manajerial tingkat atas. Sedangkan berdasarkan rutinitasnya, informasi dibagi menjadi dua jenis yaitu : a. Informasi insidentil Merupakan informasi yang diperlukan untuk penanggulangan masalah-masalah khusus. b. Informasi rutin Merupakan informasi yang digunakan secara periodik, terjadwal, dan digunakan untuk penanggulangan masalah-masalah rutin. Sedangkan jenis informasi menurut Shera dalam (Laloo, 2002: 6) dibagi menjadi enam, yaitu : a. Conceptual Information : konsep informasi yang berkaitan dengan ide, teori, konsep, hipotesis yang berhubungan dengan variabel suatu hal. b. Empirical Information: Berhubungan dengan data dan pengalaman penelitian yang disebarkan dan dikomunikasikan kepada orang lain. c. Procedural Information: Data mentah yang belum diolah dari hasil investigasi. d. Stimulatery Information: Informasi yang diperoleh dari lingkungan. e. Policy Information: Informasi yang menjadi proses pengambilan keputusan. f. Directive Information: informasi yang digunakan untuk mengkoordinasikan kegiatan yang efektif untuk kegiatan kelompok.
Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Fokus penelitian didasarkan kebaruan informasi yang ada di lingkungan sosial khususnya di perpustakaan wilayah kota Surabaya yang memanfaatkan twitter sebagai salah satu media. Pemanfaatan twitter tersebut digunakan untuk menyebarkan informasi untuk pengguna ataupun masyarakat yang tergabung dalam akun twitter perpustakaan tersebut. Selain menyebarkan terlihat pula adanya interaksi pertukaran informasi (Information sharing) antara perpustakaan dan followersnya. Fokus penelitian juga mengarah pada jenis informasi apa saja yang disharingkan oleh perpustakaan dengan pengguna dalam twitter. Lokasi penelitian yang dipilih peneliti adalah Surabaya dengan pertimbangan kota tersebut mampu mewakili populasi pengguna twitter karena sebagai kota metropolis terbesar kedua maka sebagian besar penduduknya juga selalu mengikuti perkembangan jaman termasuk didalamnya beberapa perpustakaan yang telah memanfaatkan twitter. Kriteria dasar yang digunakan peneliti dalam pemilihan kasus adalah (1) perpustakaan yang memiliki akun resmi, (2) perpustakaan yang aktif dalam twitter minimal satu minggu terakhir, (3) perpustakaan yang melakukan pernah melakukan information sharing dengan penggunanya dalam twitter tersebut. Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat empat perpustakaan di kota Surabaya yang memenuhi, yaitu: (1) perpustakaan STIKOM dengan alamat akun @stikomlibrary. (2) perpustakan UNAIR dengan alamat akun @unairlibrary. (3) perpustakaan BI Mayangkara dengan alamat akun @perpus_BISby. Dalam penelitian ini istilah yang digunakan untuk narasumber penelitian adalah informant.

Analisis Data 

1. Telaah terhadap pemanfaatan twitter oleh perpustakaan a. Sebelum menentukan akan memanfaatkan twitter, inisiatif karyawan perpustakaan sangat dominan, inisiatif mereka dipicu oleh beberapa hal yaitu pergeseran pengguna yang mengarah pada digital native, kelebihan twitter yang informatif dan kemudahan dalam aksesbilitas serta dorongan dari pihak lain. Pada tahap perencanaan pemanfaatan twitter, perpustakaan menentukan sasaran berdasarkan fungsi dari perpustakaan itu sendiri sebagai acuan mereka dalam melihat dominasi pasar. Perpustakaan memanfaatkan twitter dengan tujuan pendekatan pengguna, promosi dan menyebarkan informasi kepada khalayaknya.Sedangkan teknologi yang digunakan sendiri sangat fleksibel, dapat menggunakan fasilitas kantor ataupun fasilitas pribadi administrator. b. Pembuatan akun twitter untuk perpustakaan sebagai lembaga formal menyesuaikan dengan keadaan perpustakaan dalam kehidupan nyata, namun pelaksanaan yang terjadwal belum berjalan dengan maksimal, menomorduakan twitter menjadi alasan yang paling terlihat. Kebijakan-kebijakan yang dibuat sebagai acuan pemanfaatan twitter, dibuat sendiri oleh penanggungjawab twitter. Kebijakan yang dibuat mencakup isi, privasi, format penulisan dan bahasa. c. Dalam unsur strategi yang dijelaskan oleh pedoman pemanfaatan media sosial menyangkut isi pesan dan aplikasi yang digunakan, perpustakaan telah tepat dalam menyebarkan informasi yang sesuai dengan konteks yaitu informasi yang berkaitan dengan perpustakaan. Namun informasi yang monoton mengenai perpustakaan akan mempengaruhi minat sasaran terhadap akun twitter perpustakaan, sehingga informasi lain sangat diperlukan. Aplikasi lain yang digunakan oleh perpustakaan dalam memanfaatkan twitter mampu mempermudah pemanfaatan twitter itu sendiri. d. Perpustakaan dalam melaksanakan pemanfaatan twitter menentukan sasarannya dengan menggunakan fitur yang ada dalam twitter, namun tweet atau informasi yang diposting oleh perpustakaan dalam twitter juga menunjukkan sasaran yang dipilih oleh perpustakaan. Selain itu perpustakaan juga melakukan promosi secara langsung dalam hal pencapaian sasarannya. Pantauan administrator terhadap interaksi atau respon pengguna yang muncul dalam twitter menggunakan fitur notifikasi dan mereka selalu berupaya semaksimal mungkin untuk memberi respon balik atau balasan kepada pengguna dengan sebelumnya menganalisis informasi tersebut. Analisis informasi yang didapat dari pengguna berpengaruh terhadap langkah keberlanjutan administrator dalam membalas respon pengguna sesuai kewenangannya. e. Tahap evaluasi jangkauan dan frekuensi pengguna terhadap akun twitter perpustakaan dapat diketahui melalui jumlah followers dan jumlah retweet. Semakin banyak jumlah followers dan retweet maka kemungkinan perluasan jangkauan informasi akan terjadi. Sedangkan pengaruh informasi yang diberikan oleh perpustakaan terhadap khalayak sasaran ditelaah dari banyaknya respon pengguna terhadap informasi yang diposting dalam akun twitter maupun dari kehidupan nyata di perpustakaan. Jenis informasi yang diposting mempengaruhi respon khalayak sasaran, dan informasi yang tidak monoton serta memiliki nilai manfaat bagi penggunanya terbukti dapat menarik respon yang lebih tinggi. Sedangkan loyalitas khalayak terhadap akun twitter perpustakaan tinggi karena tidak ada pengurangan jumlah followers yang siginifikan.

2. Telaah terhadap information sharing yang terjadi antara perpustakaan dan pengguna di twitter. a. Information sharing yang terjadi di akun twitter perpustakaan memiliki aksesbilitas tinggi yang memungkinkan pengguna lain untuk turut berpartisipasi dalam sharing yang terjadi. Fitur relpy dalam twitter memungkinkan koneksi antar partisipan sharing tidak terputus dan retweet memiliki potensi yang besar untuk memperluas jangkaun informasi. b. Terdapat perbedaan dalam hal informasi yang diberikan antara perpustakaan dengan pengguna dalam sharing. Jenis informasi yang diberikan oleh perpustakaan dalam suatu sharing dengan penggunanya merupakan informasi yang berasal dari perpustakaan sebagai sebuah lembaga formal tidak ada informasi yang mengindikasikan adanya kepentingan pribadi administrator. Informasi yang diberikan dalam sharing tersebut tergolong dalam jenis informasi internal dimana informasi internal merupakan keseluruhan informasi yang bersumber dari dalam organisasi dan dalam hal ini adalah perpustakaan. Sedangkan jenis informasi yang diberikan oleh pengguna kepada perpustakaan lebih mengarah pada informasi empiris yang berasal dari pengalaman pengguna itu sendiri. information sharing di twitter yang melibatkan banyak pengguna mampu menghasilkan jenis-jenis informasi lain seperti informasi konseptual. Keseluruhan informasi dalam sharing yang terjadi antara perpustakaan dan penggunanya merupakan suatu policy information bagi perpustakaan.

Penutup
Pemanfaatan twitter yang dilakukan oleh perpustakaan di wilayah kota Surabaya dapat dikatakan telah mampu memenuhi unsur-unsur yang telah dijelaskan dalam Pedoman Pemanfaatan Media Sosial, namun ada beberapa hal yang pelaksanaannya kurang maksimal dan hal tersebut didasari oleh sifat dari twitter yang dianggap sebagai suatu yang informal dan tidak terlalu penting dibandingkan pekerjaan pokok perpustakaan yang lain. Padahal, potensi yang tersimpan dalam twitter sangat besar dalam menjangkau information sharing diantara pengguna. Selain itu fitur-fitur yang ada pada twitter juga terbukti mampu memberikan banyak manfaat khususnya dalam perluasan jangkauan informasi yang diberikan oleh perpustakaan. Dalam tahap perencanaan yang dilakukan oleh perpustakaan dalam pemanfaatan twitter, pergeseran pengguna dan kelebihan twitter muncul sebagai hal yang melatarbelakangi dicetusnya pemanfaatan twitter. Selain itu pemanfaatan twitter oleh perpustakaan termasuk dalam kegiatan e-commerce yang lebih dulu ada sebelum twitter ditemukan, hal ini membuktikan e-commerce semakin marak dengan adanya perkambangan media sosial. Dalam hal menyebarkan informasi kepada pengguna melalui twitter, informasi yang menarik dan memiliki suatu nilai kepentingan yang tinggi lebih mampu menarik minat pengguna terhadap akun ataupun terhadap respon yang dierikan baik secara maya ataupun dalam dunia nyata. information sharing yang terjadi antara perpustakaan dengan pengguna dalam twitter belum dpaat berjalan dengan maksimal, hal ini perlu dilakuakn penelitian lebih lanjut yang meneliti dari segi pengguna. Karena sejatinya perpustakaan telah melakukan hal yang inovatif untuk mengundang adanya respon dan sharing dari pengguna, namun tetap saja pengguna kurang memberikan respon terhadap inovasi perpustakaan tersebut. Terlepas dari hal tersebut kemudahan aksesbilitas dan perluasan jangkauan informasi melalui fitur retweet dalam twitter sangat berpotensi sebagai media sharing yang efektif dan efisien anatar perpustakaan dengan pengguna.

Daftar Pustaka Adityawarman, Agung. 2011. Sosial Networking : Fenomena Facebook dan Twitter. available online http://agungbleck.blog.binusian.org Acquisti dan Gross. 2006. Imagined Communities: Awarness, information sharing and privacy on the facebook. School of Computer Science, Carnegie Mellon University. Chung Tai Cheng. 2009. New Media and Event: A Case Study on the Power of the Internet. Know Tech Pol, Vol.22 Choi. Is Your Librarian Ready For a Social Media Librarian. Faculty Liaison Librarian University of Sidney Library. Cresswell, J. W. 2002. Desain penelitian: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: KIK Press.