Minggu, 08 November 2015

Masalah yang Dihadapi Generasi Muda


1. Latar Belakang

 

 

Masalah yang dihadapi generasi muda sebenarnya tidak terpisah dari masalah secara umum yang berkembang ditengah-tengah masyarakat, karena pada hakekatnya generasi muda merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat yang ditentukan oleh faktor dan keadaan yang ada pada generasi muda itu sendiri serta kondisi masyarakat yang bersangkutan.
Masalah-masalah yang dihadapi generasi muda saat ini antara lain :
a.            Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
b.            Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan dan pembinaan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda itu sendiri, tapi juga merugikan seluruh bangsa.
c.             Masih banyaknya perkawinan dibawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
d.            Pacaran yang tidak sehat dan tidak mengikuti Norma Agama dan Adat Istiadat yang ada.
e.            Perbedaan pandangan dan sistem nilai antara generasi muda dan generasi sebelumnya
f.              Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
g.            Penggunaan tenaga kerja dibawah umur.
Dari masalah-masalah tersebut diatas mempunyai kaitan sangat erat dengan permasalahan menyiapkan generasi muda untuk mendukung dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.  
Generasi muda sering merasa mempunyai skala nilai tersendiri dan merasa mampu memandang persoalan dari berbagai segi, namun hal ini tidak berarti generasi muda sudah memiliki pegangan sikap yang jelas, sebaliknya khususnya dalam masa remajanya generasi muda masih dalam kondisi sangat labil. Sehingga tidak jarang generasi muda merasa bingung dalam menghadapi gejala-gejala pertumbuhan fisik maupun biologis. Gejala tersebut menjadi semakin rawan dalam menghadapi transisi nilai sosio budaya yang melanda masyarakat sebagai akibat pengaruh globalisasi.
Laju perkembangan dan modernisasi serta derasnya arus komunikasi masa berupa kemudahan-kemudahan dalam kontrak antar suku dan bangsa telah menggoyahkan tata nilai dan norma-norma. Dalam keadaan demikian generasi muda cenderung melupakan nilai-nilai tradisional yang sering disamakan dengan kekolotan dan lebih mudah terpengaruh oleh budaya-budaya barat.
Meskipun selama ini telah dilakukan berbagai upaya serta telah dibuat berbagai pola pembinaan generasi muda yang sifatnya umum dan seragam, namun dalam era penerapan dan pendekatannya perlu diperhatikan, bahwa generasi muda tidak merupakan suatu kelompok yang homogen, tetapi berasal dari masyarakat Indonesia yang sifatnya pluralistis. Hal tersebut banyak dipengaruhi beberapa faktor yang meliputi :
a.            Perbedaan latar belakang keagamaan, kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kebudayaan
b.            Perbedaan masyarakat kota dan desa
c.             Perbedaan strata kehidupan sosial ekonomi
d.            Perbedaan tingkat pendidikan keilmuan dan keterampilan.
Berdasarkan dari permasalahan yang dihadapi oleh generasi muda dan permasalahan pada pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka perhatian kita selanjutnya tertuju pada sosok generasi yang diharapkan dapat mendukung pembangunan.
Generasi muda sebagai sumber daya manusia adalah keberhasilan pembangunan bangsa. Kita bisa menyimak keberhasilan negara-negara maju seperti Amerika, Jerman dan Jepang dimana kemajuannya banyak ditentukan oleh mutu sumber daya manusianya. Sumber daya manusia bermutu yang mampu memajukan negaranya adalah manusia yang berpendidikan, berketerampilan tinggi dan menguasai Iptek. Dengan demikian pendidikan merupakan kebutuhan mendasar dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia.
Generasi muda yang diharapkan dalam pembangunan dewasa ini sangatlah penting sebagai generasi penerus bangsa dalam mengisi pembangunan dan kemerdekaan, dengan jalan mengembangkan bakat dan minat serta karakter generasi muda untuk mendukung terwujudnya Negeri Maritim Nusantara. Negeri Indonesia tercinta.
 

2. Analisa 

  A. Masalah Generasi Muda



Masa muda yang dalam pencarian jati diri dalam hidupnya, di samping masa penuh problematika juga dikatakan masa remaja adalah masa yang paling indah dan penuh kenang-kenangan yang tak terlupakan, masa transisi inilah perlu adanya bimbingan dari siapapun, baik dari orang tua atau orang yang lebih dewasa darinya sehingga mereka dapat lebih terarah dalam menjalani hidup ini. Masa muda memang dapat dikatakan masa yang sulit, karena seorang remaja akan menghadapi kesulitan dengan dirinya sendiri, dengan orang tuanya, dengan teman-temannya, dengan lawan jenisnya, dengan sekolahnya serta dengan masyarakat sekitarnya. Pada masa ini memang berada dalam kondisi yang tidak stabil, senantiasa berubah mengukur segala sesuatu dengan ukurannya sendiri, kadang dalam mengambil keputusan tidak logis dan umumnya mempunyai perangai berontak. Menurut seorang tokoh psikologi remaja yakni James E.Gardner, masa remaja adalah masa yang penting, mereka merupakan suatu masa perubahan yang begitu mendadak dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, mereka harus dianggap sebagai tahun-tahun kritis.Pendapat ini kalau kita sesuaikan dengan ciri-ciri yang dimiliki generasi muda atau remaja pada bahasan di atas memang benar, karena perkembangan dari segala sesuatu akan menimbulkan ciri-ciri tertentu, begitu juga dengan generasi muda.


 B. Potensi Generasi Muda

 

POTENSI - POTENSI GENERASI MUDA
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :

Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. yang

Dinamika dan Kreativitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan,

Keberanian Mengambil Resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan.

Optimis dan Kegairahan Semangat Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.

Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya.

Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti kuantitatif.

Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan. Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif.

Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan generasi muda perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapan mereka untuk membela dan mempertahankan NKRI.

Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai Transformator dan Dinamisator.
 
 

C. Peranan Generasi Muda

Masa depan suatu bangsa terletak pada generasi mudanya sebab merekalah yang menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa oleh karena itu generasi muda perlu diberi bekal berupa ilmu pengetahuan sesuai dengan tuntunan zaman. Salah satu cara dalam memperoleh bekal pengetahuan tersebut dapat melalui pendidikan baik formal maupun nonformal baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi.
Hal-hal yang menghambat kemajuan harus diganti dengan hal-hal baru sesuai dengan tuntunan dan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu dalam mengadakan perubahan hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi mereka berada.
Pembagunan yang kita laksanakan itu jelas merupakan rangkaian gerakan perubahan menuju kemajuan. Dalam beberapa hal, perubahan itu merupakan perombakan yang sangat mendasar. Perubahan atau kemajuan dalam pembangunan bukan hanya perubahan fisik saja tetapi membawa serta perubahan sosial. Perubahan sosial itu mengandung kekuatan dinamika karena mnyangkut tata nilai, sikap dan tingkah laku. Dengan kata lain pembangunan memerlukan pembaruan.
Pembangunan tidak akan berjalan lancar jika manusia tidak giat bekerja oleh karena itu pembangunan adalah penggantian yang lama dengan yang baru, yang telah diperhitungkan oleh keadaan sekitarnya, maka mahasiswa berkewajiban untuk ikut serta dalam derap pembangunan. Disamping itu mahasiswa bertugas sebagai pelopor pembangunan sehingga perlu difikirkan kesesuaian macam pembaruan dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Meskipun hal-hal baru itu tidak selalu membawa kebahagiaan kepada masyarakat, bahkan kadang-kadang dapat menjerumuskan masyarakat ketingkat kehidupan yang kurang baik. Oleh karena itu mahasiswa yang telah dibekali ilmu pengetahuan tang tinggi hendaknya dapat memilih mana-mana yang perlu diubah dan tidak perlu diubah disamping itu perlu dipikirkan keikutsertaan masyarakat dalam pembaharuan tersebut. Dengan demikian, hasilnya akan seperti yang diharapkan.
Masalah generasi muda dalam masyarakat  erat kaitannya dengan sosialisasi dan modernisasi. Sosialisasi adalah proses penanaman nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah masyarakat. Berdasarkan jenisnya sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu sosialisasi primer dan sekunder. Sedangkan modernisasi yaitu proses menuju masyarakat yang modern, modernisasi dapt pula berarti perubahan dari masyarakat tradisional menuju masyarakat yang modern. Adapun proses sosialisasi yang keliru dapat menyebabkan penyimpangan.
Faktor penyebab penyimpangan yaitu:
1.      Tidak adanya nilai dan norma
ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau benar salah menurut pengertian umum, melainkan berdasar ukuran longgar atau tidaknya norma dan nilai sosial masyarakat
2.      Penyalahgunaan peran, otoritas kekuasaan dan status yang dimiliki oleh seseorang kelompok tertentu di masyarakat yang seluruhnya menjadi contoh yang baik, tetapi melakukan tindakan penyalahgunaan dengan mengabaikan norma
3.      Psikologis
menjelaskan sebab terjadinya penyimpangan ada kaitannya dengan kepribadian yang memiliki kecenderungan untuk melakukan penyimpangan
4.      Kurangnya kontrol sosial atau pengawasan terhadap pelaksanaan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat
Masalah sosial dalam masyarakat modern dapat dikaji dengan teori interaksionalisme simbolik Herbert Blumer. Individu dalam interaksionisme simbolik Blumer dapat dilihat pada tiga premis yang diajukan yaitu pertama,  manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu pada mereka. Kedua, makna tersebut berasal dari orang lain. Ketiga, makna-manka tersebut disempurnakan pada saat proses interaksi itu berlangsung. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Blumer “bagi seseorang makna dari sesuatu berasal dari cara-cara orang lain bertindak terhadapnya dalam kaitannya dengan sesuatu itu”. Akibat dari tindakan itu maka orang lain akan memberikan batasan pada sesuatu yang berasal dari interaksi itu. 

3. Kesimpulan

Pemuda merupakan harapan bangsa, pemuda penentu kehidupan masa depan suatu bangsa, semakin baik kualitas generasi muda secara otomatis akan menjadi semakin baik suatu bangsa atau negara. Masalah pokok yang sangat menonjol dewasa ini, adalah kaburnya nilai-nilai di mata generasi muda. Mereka dihadapkan kepada berbagai kontradiksi dan aneka ragam pengalaman moral, yang menjadikan mereka bingung untuk memilih mana yang baik untuk diri mereka. Hal ini nampak jelas pada mereka yang sedang berada pada usia remaja, terutama pada mereka yang hidup di kota-kota besar Indonesia, yang mencoba mengembangkan diri ke arah kehidupan yang disangka maju dan modern, dimana berkecamuk aneka ragam kebudayaan asing yang masuk seolah-olah tanpa saringan (filter).
 
Sikap orang dewasa yang megejar kemajuan lahiriah tanpa mengindahkan nilai-nilai moral yang bersumber dari agama yang dianutnya, menyebabkan generasi muda kebingungan dalam bergaul, karena apa yang dipelajarinya di sekolah bertentangan dengan apa yang dialaminya dalam masyarakat, bahkan mungkin bertolak-belakangan dengan apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya sendiri di rumah.
 

4. Saran

Seandainya kita segera dapat menyadari bahaya yang terjadi itu dan dapat mengambil langkah-langkah positif kearah pembinaan kehidupan moral dan agama secara sungguh-sungguh, mudah-mudahan akan dapatlah terselamatkan Generasi Muda kita dari kehancuran dan tujuan pembangunan kita dapat tercapai.