1. Latar Belakang
Masyarakat (yang diterjemahkan dari istilah society) adalah
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau
sebaliknya, dimana kebanyakan interaksi adalah antara individu-individu
yang terdapat dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" berakar dari
bahasa Arab, masyarakah. Arti yang lebih luasnya, sebuah masyarakat
adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah kelompok atau komunitas yang interdependen atau
individu yang saling bergantung antara yang satu dengan lainnya. Pada
umumnya sebutan masyarakat dipakai untuk mengacu sekelompok individu
yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang perbedaan antara Masyarakat Kota dan Masyarakat Pedesaan.
2. Analisa
A. Masyarakat Pedesaan
Secara awam masyarakat desa sering diartikan sebagai
masyarakat tradisional dari masyarakat primitif (sederhana). Namun
pandangan tersebut sebetulnya kurang tepat, karena masyarakat desa
adalah masyarakat yang tinggal di suatu kawasan, wilayah, teritorial
tertentu yang disebut desa. Sedangkan masyarakat tradisional adalah
masyarakat. yang penguasaan ipteknya rendah sehingga hidupnya masih
sederhana dan belum kompleks. Memang tidak dapat dipungkiri masyarakat
desa di negara sedang berkembang seperti Indonesia, ukurannya terdapat
pada masyarakat desa yaitu bersifat tradisional dan hidupnya masih
sederhana, karena desa-desa di Indonesia pada umumnya jauh dari pengaruh
budaya asing/luar yang dapat mempengaruhi perubahan-perubahan pola
hidupnya.
Adapun ciri-ciri masyarakat desa antara lain :
- Anggota komunitas kecil.
- Hubungan antar individu bersifat kekeluargaan.
- Sistem kepemimpinan informal.
- Ketergantungan terhadap alam tinggi.
- Religius magis artinya sangat baik menjaga lingkungan dan menjaga jarak dengan penciptanya, cara yang ditempuh antara lain melaksanakan ritual pada masa-masa yang dianggap penting, misalnya saat kelahiran, khitanan, kematian, syukuran pada masa panen, bersih desa, dan sebagainya.
- Rasa solidaritas dan gotong royong tinggi.
- Kontrol sosial antara warga kuat.
- Hubungan antara pemimpin dengan warganya bersifat informal.
- Pembagian kerja tidak tegas, karena belum terjadi spesialisasi pekerjaan.
- Patuh terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di desanya (tradisi).
- Tingkat mobilitas sosialnya rendah.
- Penghidupan utama adalah petani.
B. Masyarakat Perkotaan
Membahas masyarakat perkotaan sebetulnya tidak dapat
dipisahkan dengan masyarakat desa karena antara desa dengan kota ada
hubungan konsentrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan
urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. Masyarakat
perkotaan merupakan masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang
bersifat heterogen dan majemuk karena terdiri dari berbagai jenis
pekerjaan/keahlian dan datang dari berbagai ras, etnis, dan agama.
Mereka datang ke kota dengan berbagai kepentingan dan
melihat kota sebagai tempat yang memiliki stimulus (rangsangan) untuk
mewujudkan keinginan. Maka tidaklah aneh apabila kehidupan di kota
diwarnai oleh sikap yang individualistis karena mereka memiliki
kepentingan yang beragam. Lahan pemukiman di kota relatif sempit
dibandingkan di desa karena jumlah penduduknya yang relatif besar maka
mata pencaharian yang cocok adalah di sektor formal seperti pegawai
negeri, pegawai swasta dan di sektor non-formal seperti pedagang, bidang
jasa dan sebagainya. Sektor pertanian kurang tepat dikerjakan di kota
karena luas lahan menjadi masalah apabila ada yang bertani maka
dilakukan secara hidroponik. Kondisi kota membentuk pola perilaku yang
berbeda dengan di desa, yaitu serba praktis dan realistis.
Ciri-ciri masyarakat kota (urban) antara lain :
- Kehidupan keagamaan berkurang, karena cara berpikir yang rasional dan cenderung sekuler.
- Sikap mandiri yang kuat dan tidak terlalu tergantung pada orang lain sehingga cenderung individualistis.
- Pembagian kerja sangat jelas dan tegas berdasarkan tingkat kemampuan/ keahlian.
- Hubungan antar individu bersifat formal dan interaksi antar warga berdasarkan kepentingan.
- Sangat menghargai waktu sehingga perlu adanya perencanaan yang matang.
- Masyarakat cenderung terbuka terhadap perubahan didaerah tertentu (slum).
- Tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi.
- Kontrol sosial antar warga relatif rendah.
- Kehidupan bersifat non agraris dan menuju kepada spesialisasi keterampilan.
- Mobilitas sosialnya sangat tinggi karena penduduknya bersifat dinamis, memanfaatkan waktu dan kesempatan, kreatif, dan inovatif.
C. Perbedaan Dari Berbagai Segi
1. Segi Agama
Masyarakat pedesaan dikenal sangat religious.
Artinya, dalam keseharian mereka taat menjalankan ibadah agamanya.
Secara kolektif, mereka juga mengaktualisasi diri ke dalam kegiatan
budaya yang bernuansa keagamaan. Misalnya tahlilan, rajaban, jumat
kliwon, dan lain-lain.
Sedangkan Kehidupan keagamaan di kota berkurang,
kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang
cenderung kearah keduniaan saja.
2. Segi Sosial
Masyarakat desa sangat mengutamakan social life
nya. Mereka bergotong royong melakukan hal tanpa ada unsur uang/materi.
Namun karena masyarakat kota yang syarat akan materi jadi segala sesuatu
yang dilakukan atas dasar materi untuk kepentingan diri sendiri.
3. Segi Lingkungan Alam
Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan
alam, disebabkan oleh lokasi geografinya di daerah desa. Penduduk yang
tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan dan
hukum-hukum alam, seperti dalam pola berpikir dan falsafah hidupnya.
Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota, yang kehidupannya “bebas”
dari realitas alam.
4. Segi Pekerjaan
Pada umumnya atau kebanyakan mata pencaharian
daerah pedesaan adalah bertani dan berdagang sebagai pekerjaan sekunder.
Namun di masyarakat perkotaan, mata pencaharian cenderung menjadi
terspesialisasi, dan spesialisasi itu sendiri dapat dikembangkan.
5. Segi Kepadatan Penduduk
Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila
dibandingkan dengan kepadatan penduduk kota. Kepadatan penduduk suatu
komunitas kenaikannya berhubungan dengan klasifikasi dari kota itu
sendiri.
6, Segi Homogenitas dan Heterogenitas
Homogenitas atau persamaan dalam ciri-ciri
sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku
sering nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan
masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya, penduduk heterogen terdiri
dari orang-orang dengan macam-macam sub-kultur dan kesenangan,
kebudayaan, dan mata pencaharian.
Untuk lebih jelasnya dan memudahkan memahami tentang perbedaan masyarkat
desa dan masyarakat kota ini dapat kita lihat dalam tabel dibawah ini :
TABEL PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
| |||
NO
|
ASPEK
|
MASYARAKAT PEDESAAN
|
MASYARAKAT PERKOTAAN
|
1.
|
Lingkungan dan orientasi terhadap alam
|
Kenyataan alam sangat menunjang kehidupan
|
Cenderung bebas dari kenyataan alam
|
2.
|
Pekerjaan/ mata pencaharian
|
Yang menonjol adalah bertani, nelayan, beternak
|
Beraneka ragam dan terspesialisasi
|
3.
|
Ukuran komunitas
|
Lebih kecil dengan tingkat kepadatan rendah
|
Lebih besar dan kompleks dengan tingkat kepadatan tinggi
|
4.
|
Homogenitas/ heterogenitas
|
Homogenitas dalam ciri-ciri sosial, kepercayaan, bahasa, adat istiadat.
|
Heterogenitas dalam ciri-ciri sosial, kebudayaan, pekerjaan, dll.
|
5.
|
Pelapisan sosial
|
Ukuran pada kepemilikan tanah, kepercayaan, bahasa, adat istiadat
|
Ukuran pada kekayaan materi, tingkat pendidikan, Kesenjangan sosial relatif besar.
|
6.
|
Mobilitas Sosial
|
Relatif kecil karena masyarakat homogen
|
Relatif besar karena masyarakat heterogen
|
7.
|
Interaksi Sosial
|
Bentuk umum adalah kerjasama konflik sedapat mungkin dihindari, cenderung bersifat informal
|
Bentuk umum adalah persaingan, karena motif ekonomi, cenderung bersifat formal.
|
8.
|
Pengawasan Sosial
|
Kualitas pribadi tentukan oleh kejujuran, kebangsawanan dan pengalaman
|
Kualitas pribadi lebih ditentukan oleh sistem hirarki dan birokrasi
|
9.
|
Pola Kepemimpinan
|
Kualitas pribadi ditentukan oleh kejujuran, kebangsawanan, dan pengalaman
|
Kualitas pribadi lebih ditentukan oleh sistem hirarki dan birokrasi
|
10.
|
Solidaritas Sosial
|
Solidaritas sangat tinggi tampak dalam gotong-royong, musyawarah dalam berbagai macam kegiatan
|
Solidaritas masih berorientasi pada kepentingan tertentu.
|
11.
|
Nilai dan sistem Nilai
|
Cenderung memegang teguh nilai agama, etika, dan moral
|
Cenderung berorientasi pada ekonomi dan pendidikan.
|
D. Aspek Positif dan Negatif
Aspek Positif :
- Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa di kota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan.
- Di kota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
- Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak di kota dan lebih mudah didapat.
- Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
- Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah.
- Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian.
- Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produksi industri modern.
- Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
- Di desa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
- Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dan sebagainya. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain di kota.
Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah
dan mempunyai hubungan yang erat serta perasaan yang sama terhadap adat
kebiasaan yang ada dan menunjukkan adanya kekeluargaan, seperti gotong
royong dan tolong-menolong. Masyarakat pedesaan mencari mata pencaharian
dengan cara bertani di sawah atau di ladang, di desa belum mengenal
teknologi canggih yang telah ada di zaman modern.
Sedangkan masyarakat perkotaan merupakan suatu himpunan penduduk yang bertempat tinggal di dalam pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan kesenian, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Masyarakat kota mencari mata pencahariannya rata-rata menggunakan tekhnologi yang canggih, seperti menggunakan tenaga mesin, komputer dan lain-lain
Sedangkan masyarakat perkotaan merupakan suatu himpunan penduduk yang bertempat tinggal di dalam pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan kesenian, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Masyarakat kota mencari mata pencahariannya rata-rata menggunakan tekhnologi yang canggih, seperti menggunakan tenaga mesin, komputer dan lain-lain
4.Saran
Masyarakat
pedesaan merupakan wilayah yang masih agraris dan lingkungannya yang
masih alamiyah, oleh karena itu sebaiknya kealamian lingkungan tersebut
harus tetap terjaga sebab lingkungan yang masih alami memiliki udara
yang sejuk. Selain itu, masyarakat desa juga memiliki rasa persaudaraan
yang erat, sebaiknya penduduk desa selalu menjaga kerukunan bersama.
Masyarakat kota yang modern dengan berbagai alat tekhnologi yang canggih, alangkah baiknya jika memanfaatkan alat-alat tersebut dengan baik tanpa ada penyalahgunaan. Seperti penyalah gunaan pada internet, sehingga banyak terjadi suatu kejadian yang tidak diinginkan.
Sumber :
http://silentsirenkevin.blogspot.co.id/2015/11/perbedaan-antara-masyarakat-perkotaan.html
http://citrarhmdn.blogspot.co.id/2015/01/perbedaan-masyarakat-perkotaan-dan.html
Masyarakat kota yang modern dengan berbagai alat tekhnologi yang canggih, alangkah baiknya jika memanfaatkan alat-alat tersebut dengan baik tanpa ada penyalahgunaan. Seperti penyalah gunaan pada internet, sehingga banyak terjadi suatu kejadian yang tidak diinginkan.
Sumber :
http://silentsirenkevin.blogspot.co.id/2015/11/perbedaan-antara-masyarakat-perkotaan.html
http://citrarhmdn.blogspot.co.id/2015/01/perbedaan-masyarakat-perkotaan-dan.html
http://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-dan-perbedaan-masyarakat.html
http://kumpulantugassekolahnyarakabintang.blogspot.co.id/2014/11/perbedaan-masyarakat-desa-dan.html
http://gebbygebs15.blogspot.co.id/2015/01/masyarakat-di-kota-dan-di-desa.html